Aira adalah seorang gadis yang selalu memendam luka di dalam hati tanpa pernah bercerita kepada keluarganya. Di luar, dia tampak seperti gadis yang ceria dan kuat, tetapi hanya Aira yang tahu betapa berat beban yang dia tanggung. Setiap kali ada masalah yang menyakitkan, entah itu perasaan terluka oleh kata-kata teman, rasa takut tentang masa depan, atau perasaan kesepian yang datang begitu dalam, Aira selalu memilih untuk menahannya sendiri. Dia merasa bahwa keluarganya terlalu sibuk atau mungkin tidak akan memahami perasaannya, sehingga lebih baik jika dia tidak mengungkapkan rasa sakit itu.
Aira sering kali merasa seperti ada dinding yang memisahkannya dengan orang-orang terdekatnya. Meski tahu bahwa keluarganya sangat mencintainya, dia merasa kesulitan untuk membuka diri. Dia khawatir mereka akan merasa kecewa atau bahkan khawatir yang berlebihan. Oleh karena itu, Aira terus berusaha tampil baik-baik saja di hadapan mereka.
Namun, semakin lama, rasa sakit itu semakin menggerogoti hatinya. Aira merasa kesepian, bahkan ketika dia berada di antara orang-orang yang peduli padanya. Suatu hari, setelah sebuah peristiwa yang membuatnya sangat terluka, Aira merasa tertekan sekali. Di malam yang sunyi, ketika dia berada di kamarnya, air mata akhirnya jatuh. Dalam keheningan itu, Aira menyadari bahwa dia tidak bisa terus memendam semuanya sendiri. Mungkin sudah waktunya untuk mencari cara agar dia bisa berbagi beban itu.
Meskipun Aira merasa takut untuk membuka diri, dia mulai mencoba untuk berbicara dengan seseorang yang dia percayai. Perlahan, Aira belajar bahwa berbagi perasaan dengan keluarga atau orang terdekat tidak berarti dia lemah, justru itu bisa membuatnya merasa lebih lega dan diberdayakan. Kisah Aira mengajarkan bahwa meskipun kita merasa takut untuk bercerita, kadang-kadang berbagi luka dengan orang yang peduli bisa membantu kita menyembuhkan dan merasa tidak sendirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar